Puasa

PENELITIAN PUASA
Peneliti asal Jepang, Profesor Yoshinori Ohsumi, membuktikan secara ilmiah bahwa puasa dapat membawa dampak baik bagi kesehatan. Peraih nobel ini menemukan bahwa puasa berkaitan erat dengan autophagy.
Saya jelaskan terlebih dahulu apa itu autophagy (otofagi).  Otofagi artinya sel tubuh yang memakan diri sendiri. Terdapat sel-sel di dalam tubuh yang memiliki kemampuan memakan atau menghancurkan bagian tubuh. Sel itu adalah sel-sel darah putih yang mampu memakan sel-sel bakteri, juga komponen  sel tubuh sendiri. Misal apabila tubuh terluka, sel-sel darah putih akan memakan bakteri yang menginfeksi  dan juga sel-sel yang rusak. Jaringan yang terluka akan dibangun sehingga luka tertutup.  Ini merupakan proses  alami alias sunnatullah. 
Melalui penelitiannya, Ohsumi menemukan bahwa otofagi  sangat penting peranannya dalam tubuh. Mekanisme otofagi berperanan besar dalam mengontrol fungsi-fugsi fisiologis tubuh. Ada komponen sel-sel tubuh yang perlu dihancurkan dan didaur ulang. 
Dengan otofagi, sel dapat  mengisolasi bagian dari tubuh yang rusak, mati, tidak bisa diperbaiki, terserang penyakit maupun terinfeksi. Setelah mengisolasi bagian yang bermasalah, sel darah putih kemudian menghancurkan bagian tersebut menjadi sesuatu yang tidak membahayakan dan melakukan daur ulang untuk menghasilkan energi dalam sel.  Hebat bukan? Adi dalam mekanisme ini komponen tubuh yang rusak akan dibangun dan diperbarui kembali. Pada kasus sel yang terkena infeksi, otofagi  juga dapat mengeliminasi bakteri atau virus penginfeksi. Tak hanya itu, otofagi juga berkontribusi dalam perkembangan embrio sehingga terjadi pencegahan dampak negatif dari proses penuaan. Dan juga ditemukan bahwa mekanisme otofagi juga terbukti berperanan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Karena otofagi  berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang, maka gangguan dalam proses otofagi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan terganggunya proses otofagi  ialah adanya penyakit diabetes tipe 2, kelainan saraf, kanker dan berbagai penyakit yang berkaitan dengan usia.
Berdasarkan penelitian, Ohsumi juga menemukan satu cara sedernana untuk ‘memancing’ terjadinya otofagi dalam sel. Seperti dilansir dari laman resmi Buchinger Wilhelmi, cara sederhana tersebut ialah berpuasa. Ohsumi menemukan bahwa kunci untuk ‘mengaktivasi’ proses otofagi pada sel ialah kondisi kekurangan nutrisi. Di sisi lain, berpuasa membuat otak menerima sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan makanan dan mencari-cari makanan yang tersisa dalam tubuh.Proses ini membuat otofagi teraktivasi dan sel mulai melakukan perusakan terhadap protein yang rusak ataupun tua di dalam tubuh. Ketika kadar insulin dalam tubuh menurun karena lapar, maka otofagi mulai bekerja dan membersihkan sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.
Selama proses ini, tubuh harus terbebas dari makanan atau minuman minimal selama 12 jam. Lama waktu ini ternyata sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada umumnya. Sedikit saja ada makanan yang masuk ke tubuh sebelum 12 jam dapat membuat proses otofagi  terhenti.Seperti dilansir Saudi Gazette, manfaat dari ibadah berpuasa ini sebaiknya tak hanya dirasakan saat Ramadhan saja. Ibadah puasa sunnah yang rutin akan merangsang terjadinya proses otofagi  lebih sering sehingga sel-sel tubuh diremajakan melalui bongkar pasanga tadi. Akibatnya tubuh pun akan menjadi lebih sehat.
Berdasarkan temuan ini, Ohsumi berhasil memenangkan Hadiah Nobel di bidang Ilmu Fisiologi atau Kedokteran. Menurut New York Times, Ohsumi resmi menerima penghargaan bergengsi ini pada 3 November 2016.
Begitulah uraian berdasar penelitian Ohsumi.  (Banyak juga orang yang mengupas dampak puasa terhadap kesehatan).   Uraian ini  cocok dengan Hadist Nabi:  Berpuasalah maka kamu akan sehat. Summu tasihhu

ONE  DAY  ONE  HADIS*_
Sabtu, 25 April 2020 / 2 Ramadhan 1441
_*Puasa yang Sejati*_
عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :“Barang siapa yang tidak meningalkan perkataan zur (perkataan dusta), mengamalkannya, atau tindakan bodoh, maka Allah tidak butuh atas usahanya dalam menahan rasa lapar dan dahaga” 
(HR. Bukhori no.1903).
*Pelajaran yang terdapat di dalam hadis:*
1- Bila makan dan minum, yang hukum asalnya mubah saja diharamkan bagi orang yang sedang berpuasa, apalagi berdusta, ghibah, bersaksi palsu, mengadu domba, dan perbuatan maksiat lainnya, yang hukum asalnya adalah haram. Tentu lebih diharamkan lagi bagi orang yang sedang puasa.
2- Makna zuur pada hadis di atas adalah perkataan dusta. Yang paling parahnya adalah persaksian palsu, yakni persaksian untuk menindas hak orang lain, atau untuk membenarkan yang keliru. Kemudian “mengamalkannya”, maksudnya melakukan tindakan-tindakan runtutan dari perkataan dustanya.
3- Termasuk dalam hal ini, segala macam perbuatan yang menyimpang dari kebenaran; yakni maksiat. Adapun makna tindakan bodoh di sini, adalah bodoh (tidak peduli) terhadap hak sesama. Seperti iri, hasad, menebar kebencian sesama muslim, menyebar hoax, dll. 
4- Ternyata untuk meraih kesempurnaan puasa, tidak cukup hanya dengan meninggalkan makan dan minum saja. Namun harus ada perjuangan meningalkan perbuatan sia-sia dan maksiat. Yang mana hal-hal tersebut akan merusak pahala puasa.
5- Bila puasa sekedar menahan lapar dan dahaga saja, semua orang bisa melakukannya. Tidak yang awam, tidak yang sudah tau agama. Bahkan orang-orang non muslim pun mampu. Namun, puasa lahir dan batin; yakni puasa dari makan minum, dan juga dari perbuatan-perbuatan maksiat yang dapat menodai kesucian hati dan merusak pahala puasa, tak semua orang dapat melakukan. Kecuali mereka yang dirahmati Allah ‘azza wa jalla- Disinilah saudaraku, peluang untuk berlomba-lomba dalam meraih kualitas puasa terbaik. Semakin maksimal seorang hamba meninggalkan perbuatan maksiat saat puasa, semakin baik kualitas puasanya, dan tentu semakin sempurna pahalanya
*Tema hadis yang berkaitan  dengan Al qur’an :*
– Puncak daripada tujuan disyariatkan puasa dan bentuk puasa yang diinginkan oleh Allah ‘azza wa jalla dalam firmanNya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi insan yang bertakwa”
 (QS. Al- Baqarah: 183)..

BELAJAR DARI KEMATIAN SANG MILIARDER*
_Antonio Vieira Monteiro_, President Dewan Direktur Santander Bank Portugal, meninggal dunia setelah dinyatakan positive terpapar Covid-19, sepulangnya dari Italia.
Kabar kematiannya, tidak penting bagi saya, sebab banyak yang lebih kaya dan lebih kuat darinya juga mati. Yang membuat perhatian saya justru tulisan putrinya di salah satu media sosial.
_”Kami keluarga kaya raya berlimpah harta. Tetapi Ayahku meninggal dunia seorang diri, sulit bernafas bagai tercekik, sambil mencari sesuatu yang gratis tanpa biaya, yaitu udara segar, sedang hartanya ditinggal di rumah”_
Bagi sebagian, tulisan itu mungkin dianggap sekedar keluhan seorang anak yang sedang kalut ditinggal mati Ayahnya?
Tapi bagi yang lain, tulisan itu dianggap pesan berharga. Seakan yang ingin ia katakan : 
_”Apa arti bergelimang harta, jabatan dan kekuasaan, jika di saat kematian menjemput tak dapat menyelamatkannya? Bahkan hanya sekedar untuk bisa bernafas pun, harta tidak dapat menolongnya”_
Konon, orang yang sedang mendekati ajal, akan terlihat olehnya tiga hal: *hartanya, anaknya dan amalnya.*
Dia menoleh kepada hartanya dan berkata: “Demi Allah, aku sangat berhati-hati dan bekerja keras untuk mengumpulkanmu, apa yang bisa kamu berikan kepadaku?
Hartanya menjawab; “Ambillah beberapa helai kain kafan dariku”.
Lalu menoleh kepada anaknya dan berkata: “Demi Allah, Aku sangat mencintaimu dan Aku yang melindungimu, apa yang bisa kamu berikan kepadaku? 
Anaknya menjawab: “Aku akan mengantarmu ke liang lahat dan aku akan menguburmu!”
Kemudian menoleh kepada amalnya dan berkata; “Demi Allah, Aku tidak banyak berbuat untukmu dan kamu sangat membebani diriku, apa yang bisa kamu berikan kepadaku? 
Amalnya menjawab; “Aku akan menemanimu di alam kubur dan di hari berbangkit, hingga aku dan kamu dimintai pertanggung jawaban”.
Oh.., betapa miskinnya manusia…?
Semua yang dianggap berharga di masa hidupnya, telah meninggalkannya, kecuali amalnya!
Beruntung orang yang menggunakan hartanya untuk kebaikan dan mendidik anaknya berakhlak mulia!
Hidup tidak hanya untuk menumpuk harta, tapi juga untuk menumpuk pahala.
Dalam hidup, tidak hanya berpikir apa yang akan kita dapatkan, tapi juga berpikir apa yang sudah kita berikan…?
Semoga di awal  bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Kita bisa lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan! Fastabiqul khairaat! Sehingga dengan demikian, Allah Azza wa Jalla  selalu melimpahkan kasih dan sayang Nya untuk diri dan keluarga Kita! Aamiin YRA!🤲🤲
*SELAMAT MELAKSANAKAN ‘IBADAH SHAUM*

Pesan Dakwah 26 Sya’ban 1441H
By: Prof. Veni Hadju

SIAPKAN DIRI
Ramadhan tinggal menghitung hari. Bulan yang sangat
dinanti-nantikan ummat Muslim ini akan segera hadir
bersama kita. Di bulan mulia ini tersedia apa yang
sangat dibutuhkan manusia. Ada jaminan
pengampunan dosa, berapapun besarnya. Ada jaminan
pahala yang berkali-kali lipat. Ada jaminan rezeki yang
berberkah. Ada jaminan limpahan rahmat, hidayah dan
keberkahan hidup.

Ramadhan perlu persiapan. Tanpa persiapan Ramadhan
akan hambar-hambar saja. Tanpa persiapan, ibadah kita
akan apa adanya. Tanpa ilmu yang cukup, puasa dan
shalat Tarawih (malam) kita kurang bermakna. Tanpa
kesiapan fisik dan mental yang prima, kenikmatan
beramadhan cepat pudar. Dengan bekerja dari rumah di
masa Pandemi ini banyak waktu yg tersedia sehingga
lebih siap memasuki Ramadhan.

Allah menjadikan Ramadhan sebagai hadiah buat orang
beriman. Batapa tidak, berbagai tawaran yang
menggiurkan bagi mereka yang serius melaksanakan

berbagai ibadah di dalamnya. Dari puasa, shalat malam,
membaca Al-Qur’an, memberi buka puasa, bersedekah,
dan lainnya. Belum lagi janji malam Qadr yang
pahalanya sama dengan beribadah 1000 bulan. Sangat
disayangkan kalau masih ada yang tidak menyiapkan
diri berada di bulan yang mulia ini.

Hadist shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim: Man shama ramadhaana iimaanan
wahtisaaban ghufiralahu maa taqaddama min dzambih.
Artinya: Barangsiapa yang berpuasa di Bulan Ramadhan
karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka
dosanya di masa lalu akan diampuni.

SIAPKAN DIRIMU MENGHADAPI BULAN MULIA INI, KARENA SIAPA TAHU INI ADALAH YANG TERAKHIR DALAM HIDUPMU.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *