Apa makna mencintai AlQur’an? Sama dengan mencintai anak? mencintai pekerjaan? Ini yang tdk banyak difahami. Mencintai AlQur’an itu Makna hakikatnya adalah menjalani hidup sesuai petunjuk Al Qur’an. Sayang faktanya negara negara yang mayoritas penduduknya muslim tidak termasuk yg paling baik dalam melaksanakan nilai nilai (petunjuk) AlQur’an, bahkan negara negara yg mayoritasnya non Muslim malah lebih banyak mencintai Qur’an walaupun baru sebatas nilai duniawainya seperti kebersihan, kejujuran, kerajinan dsb. Kita umat Islam baru sebatas mencintai AlQur’an dengan banyak banyak membaca harfiyah nya (berapa kali khatam) belum mempelajari dan melaksanakan petunjuknya. Padahal AlQur’an adalah hudan lilmuttaqiin. Padalah rohmatan lil aalamin itu hanya terjadi bila berakhlaq seperti petunjuk Al Qur’an. Siapa yang salah ini? Setiap keputusan yang diambil manusia tidak bisa dijamin 100 % pasti benar, hanya keputusan Allah swt yang dijamin 100% pasti benar. Karena tidak boleh menjamin keputusan manusia 100% pasti benar, maka yang bisa terjadi adalah keputusan manusia itu mungkin benar mungkin salah. Keyakinan terhadap kemungkinan benar keputusan manusia itu disebut dengan level of confidence, sedangkan kemungkinan salah itu disebut level of significance. Setiap keputusan manusia selalu memiliki kemungkinan salah (level of significance) atau kemungkinan benar (level of confidence), Pertanyaannya adalah berapa% level of significance (kemungkinan salah) itu kita toleransi. Dalam dunia pendidikan level of significance itu biasanya tidak lebih dari 5%, atau level of confidence minimal harus 95% artinya bila sebuah keputusan diyakini memiliki level of significance lebih dari 5% maka keputusan itu dianggap salah dan dibatalkan karena resiko salah terlalu besar atau level of confidence kurang. Dalam dunia medis, biasanya level of significance yang dipakai lebih kecil yaitu 1% artinya bila keputusan medis itu memiliki level of significance lebih dari 1%, atau level of confidence kurang dari 99%, maka keputusan itu dianggap salah dan dibatalkan karena berresiko tinggi. Bila kemungkinan salah itu tidak lebih dari 5%, keputusan itu (dalam pendidikan) dianggap benar. Penentuan level of significance itu ada resiko salahnya, bila level of significance yang ditoleransi terlalu kecil (terlalu berhati hati) maka bisa jadi keputusan yang benar dianggap salah dan dibatalkan (type One error), sebaliknya bila level of significance terlalu besar, maka bisa jadi keputusan yang salah dianggap benar (type two error). Error type One atau type two tidak berdosa asalkan tidak dengan sengaja membuat error. Dalam kasus sidang MK, pihak penggugat menganggap resiko salah keputusan KPU terlalu besar (melebihi batas resiko yang bisa ditoleransi) sehingga harus dibatalkan, tetapi pihak tergugat menganggap resiko salanya keputusan KPU itu tidak cukup besar (tidak significant) sehingga kemungkinan salah itu bisa diabaikan. RUU HIP Bangsa ini sedang heboh dan serious memikirkan Pancasila melalui Rencana Undang Undang Haluan Ideologi Pabcasila (RUU HIP). Pentingkah itu? Jangan jangan karena kurang kerjaan. Atau mencoba mengutak atik nilai nilai Pancasila yang sudah disepakati harga mati itu? Padahal ada yang jauh lebih penting dari mengutak atik status atau nilai nilai Pancasila itu, yaitu merumuskan (mengembangkan) metodologi pembelajaran dan memfasilitasi sarana dan prasarana yang mencukupi untuk membantu guru (bagaimana) mengembangkan karakter mulia dalam Pancasila itu melalui kegiatan pembelajaraan (mata pelajaran atau kegiatan sekolah atau pondok pesantren), mau dijadikan muatan pada setiap MP atau ditangani khusus lewat MP tertentu atau extra kurikuker. Terus tagihannya kapan dan bagaimana teknisnya? Hasil pengembangan karakter itu tidak instan bisa dilihat konkrit Orang-orang yang yakin bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja, pasti takut berbuat curang. Yang tidak percaya, yang beranggapan bahwa kehidupan hari akhir hanyalah dongeng ramalan belaka, akan merasa bebas dan tidak takut untuk berbuat curang. Keyakinan bhw kita akan hidup selamanya tdk bertentangan dengan keyakinan bhw kita akan mati besok kalau kita tahu kapan digunakannya. Keyakinan bhw kita akan hidup selamanya digunakan saat kita bekerja dan belajar agar serious untuk berhasil semaksimal mungkin, tidak setengah setengah. Keyakinan bhw kita akan mati besok kita gunakan saat beribadah ritual sehingga ibadah kita khusyuk. Jangan patahkan semangat orang yang berupaya melakukan (menyampaikan) kebaikan. Kalau salah koreksilah kesalahannya tanpa mematahkan semangatnya. Jangan takut salah dalam upaya melakukan (menyampaikan) kebaikan walaupun dihujat orang tapi jangan menyengaja kesalahan. Seorang sahabat menceritakan pengalaman pahitnya saat kuliah pada saya tentang kekesalannya terhadap mantan dosennya. Dia sakit hati dan dendam saat kuliah dimarahi dosennya dan “mengancam” dalam hati ‘Awas aku akan buktikan bahwa saatnya nanti aku akan lebih berhasil dari kamu’. Sekarang (beberapa tahun kemudian) terbukti ancaman itu benar. Saya sampaikan kepada ybs ‘bukankah kamu berhutang budi pada dosen yang membuat sakit hati untuk kebaikan masa depanmu? Dialogue mantan pejabat dengan penerusnya (copas) Mantan pejabat: “lihat aku lebih berhasil memimpin daripada Bapak” Pejabat penerusnya menjawab: Saya akui Bapak lebih berhasil memimpin karena masyarakat yang Bapak pimpin waktu itu kebanyakan seperti saya sedangkan masyarakat yang saya pimpin sekarang kebanyakan seperti Bapak” Di Barat, orang yang tidak dikenal diprasangkai sebagai orang “baik’ (husnu dzon) kecuali yang sudah terbukti ‘tidak baik’ Di Indonesia, orang yang tidak dikenal diprasangkai ‘tidak baik’ (suu dzon) kecuali yang sudah terbukti ‘baik’ ‘Perbanyaklah beribadah dan berdo’a agar dekat dengan Allah, karena dengan dekat pada Allah doa kita lebih banyak dikabulkan oleh Allah termasuk doa kita agar urusan kita di dunia dipermudah penyelesaiannya’. Karena panjang ungkapan ini sering disingkat menjadi ‘perbanyaklah beribadah agar urusan kita dipermudah penyelesianya’. Ini namanya elliptical construction dengan prinsip ekonomis, yaitu ‘kalau bisa diperpendek mengapa harus diperpanjang’. Namun banyak ustadz yang gagal faham menyalahkan ungkapan ini dengan mengatakan ibadah dan doamu tdk akan mendapatkan balasan di akherat karena sudah mrndapat balasan di dunia. Wallahu a’lam Alam raya dengan semua isi dan fenomenanya ini mengandung banyak hikmah (rahasia, misteri, pelajaran) yang dibutuhkan oleh manusia. Hikmah yang bersifat rahasia itu hanya bisa ditangkap oleh manusia yang berupaya membuka tabir nya. Orang Jawa menyebut orang yang sudah mendapat hikmah dari kehidupan ini dengan sebutan ‘orang itu sudah banyak makan garam’. Menjadi tua itu otomatis tetapi menjadi dewasa itu harus diupayakan (membuka tabir, memakan garam). Prof. Efendi Kadarisman menyebut ‘knock at the door of wisdom, the door will open the wisdom for you’ Yang membedakan kita manusia dengan machluk lain adalah pada tugas dan tanggung jawab kita. Kita manusia diciptakan dengan tugas menjadi cholifah (menjaga kemakmuran, keselamatan, kesejahteraan, kenyamanan baik untuk diri kita sendiri, keluarga kita, maupun untuk manusia keseluruhan, kita tidak boleh melakukan kerusakan). Untuk itu setiap yg kita lakukan harus kita niatkan (arahkan) sebagai upaya melaksanakan tugas sebagai cholifah karena setiap yang kita lakukan harus kita pertanggung jawabkan, akan mendapatkan rewards atau penghargaan kebaikan dan sebaliknya pasti mendapatkan resiko hukuman untuk setiap keburukan yang kita lakukan. Oleh karena itu nilai harkat kita manusia diukur dari kebaikannya. Marilah kita berlomba (bekerjasama dan bersama sama) melakukan kebaikan untuk kebahagiaan kita bersama. (15 April 2020). Bangunlah kebahagiaan dengan berupaya melupakan keburukan orang lain pada kita, dan melupakan kebaikan kita terhadap orang lain. Semoga berhasil Cerpenku long time ago when my children were still small Di Cengkareng mau pulang ke Malang aku tilpun anak anak mau dibelikan oleh oleh apa. Merka semua minta donought kesukaan mrk masing masing. Saya belikan sesuai pesanan mrk. Sampai di rumah anak anak bersorak sorai menyambut donought mereka. Tapi di rumah lagi ada tamu ibu ibu dan rupanya tidak ada suguhan. Basa basi disuguhkanlah doughnut ke tamu. Mereka suka sekali melahap doughnut itu. Anak anak dalam kamar pada berdoa agar tamunya segera pulang dan segera makan doughnut. Saat tamu pamit pulang basa basi ditawarkanlah sisa doughnut nya pada mereka untuk dibawa pulang. Dan dikira sungguhan dibawalah semua doughnut itu. Alhamdulillaah tukang sapu itu tdk lagi membuang kotoran ke parit tapi langsung ditampung di bak sampah mobile. Maaf usil Yang kita punya bukan milik kita tetapi hanyalah titipan yg dipercayakan kepada kita untuk kita gunakan sebermanfaat mungkin. Kita akan diminta pertanggung jawaban untuk.titipan itu Penjelasan (nalar) menghadapi covid19 secara Islam ada 3, pertama pendekatan takdir pasrah (jabariyah), kalau sudah saatnya mati ya mati tdk ada hubungannya dengan covid19, jadi sarannya hidup biasa ajalah seperti biasanya. Yang kedua adalah pendekatan ikhtiar upaya (qodariyah), upaya yang lebih baik berresiko lebih kecil, jadi sarannya berupayalah sebaik mungkin menghindari wabah. Yang ketiga pendekatan tengah tengah (ahlus sunnah wal jamaah), wajib yakin adanya takdir (beriman) tapi juga wajib berupaya (amal sholeh untuk ikut menjaga lingkungan). Penjelasan ilmiah ada 2, pendekatan pertama adalah pendekatan apriori teoritis dari virologi bahwa covid19 tdk berbahaya, tidak mematikan krn mudah diatasi oleh orang yg imunnya tinggi, virus mati bila kena panas, virus lemah, oleh karena itu sarannya kita tdk usah takut covid19, hidup biasa sajalah yg penting jaga kesehatan. Yang mati kena virus itu matinya bukan krn virusnya tetapi krn penyakit bawaanya yg sudah parah (kesimpulannya covid19 tidak berbahaya). Pendekatan kedua adalah pendekatan aposteriori empiris secara medis bhw kenyataan (statistic) nya sekian ribu orang mati krn terjangkit covid19, dokter dan RS kewalahan, bahkan tenaga medis yang sehat menjadi korban (meninggal) setelah terpapar oleh sekian banyak pasien positive covid19. oleh karena itu kita disarankan untuk menghindari kegiatan yg ada kemungkinan terjangkit covid19 (kesimpulannya covid19 berbahaya). Susu yang kita konsumsi dari binatang ternak sapi atau kambing itu diproses bersamaan dengan proses darah dan kotoran dalam binatang tersebut. Yang luar biasa adalah proses itu terpisah sama sekali (cholas) tidak pernah susu yg keluar dari binatang itu tercampur dengan darahnya atau kotorannya. Maasya Allah (ustadz Adi Hidayat) Pada umumnya tiap kata bisa nemiliki beberapa makna yang berbeda tergantung konteknya. Kata ‘takut’ (dalam bhs Indonesia) dalam ungkapan ‘takut’ pada Allah swt itu artinya beriman sehingga konsekwensinya mematuhi semua perintah Nya (menyembah Nya dan beribadah kepada Nya) dan menjauhi larangan Nya. Takut corona itu artinya khawatir terjangkit corona sehingga konsekwensinya berusaha menjauhinya. Corona tdk boleh disembah, tdk punya perintah yg harus kita ikuti, tidak punya larangan yg harus kita jauhi. Jadi ungkapan: saya lebih ‘takut’ ke Allah swt daripada ‘takut’ korona adalah ungkapan yang salah (tidak sebanding). Sama dengan ungkapan: enak mana antara soto Lamongan dengan pecel Blitar?. Marilah kita belajar menggunakan logika bahasa. Ingat lelucon Mukidi yg mau berkunjung ke rumah Sugeng lalu batal karena ada orang yang menyapa Sugeng tindak Mas. Berita baik dan berita tidak baik. Berkaitan covid19 banyak berseliweran berita baik yang menggembirakan, menentramkan, menghibur. Berita positive ini banyak datang dari akademisi yg intinya menjelaskan bhw covid19 tidak berbahaya, tidak mematikan, tidak perlu takut, tdk ada korban mati krn covid19, yang diberitakan mati karena positive corona itu lebih disebabkan penyakit bawaannya, para medis yg diberitakan mati itu karena kelelahan seperti matinya sekian ribu panitia Pemilu yang lalu, ditambah lagi wis wayahe mati. Dampak negative berita berita baik ini adalah bisa membuat masyarakat sembrono, meremehkan, dan tidak hati hati. Namun ada banyak juga berseliweran berita tidak baik yang menakutkan. Berita tidak baik ini banyak datang dari tenaga lapangan yg terlibat langsung menangani korban corona yg melaportkan pertambahan jumlah korban yg terus meningkat, teriakan para tenaga medis, Rumah Sakit, para sopir ambulance yg berteriak teriak minta tolong agar kita tdk menambah jumlah korban, mereka sudah kewalahan krn tenaga medis tdk lagi mampu menangani semua, jalanan jkt yg masih macet di saat masyarakat diminta stay home. Intinya adalah covid19 berbahaya harus diwaspadai. Berita tidak baik ini membuat masyarakat hati hati dan mematuhi himbauan pemerintah. Namun yg dikhawatirkan adalah bisa membuat masyarakat ketakutan dan bisa menjadi korban bukan oleh corona tetapi oleh kepanikanya sendiri Bimbibgan skripsi saya nenulis bhw data yg dikumpulkan untuk penelitiannya valid. Feedback saya: jangan pernah membuat claim bhw data yg terkumpul itu valid. Itu bukan tugas peneliti. Tugas peneliti adalah melakukan kegiatan yang menjadi indikator valid nya data. Sebagai ilustrasi jangan pernah mengaku jujur, itu bukan wewenang Anda. Lakukanlah kegiatan yg menjadi tuntutan orang jujur. Otomatis tanpa diminta orang lain akan menilai Anda jujur. Berjanjilah kepada diri sendiri bahwa Anda adalah orang baik dengan mengatakan (pada diri sendiri, bukan pada orang lain), misalnya: Saya orang baik, rajin, tidak malas, bisa dipercaya, aktif, peduli, penyayang, saya hanya melakukan sesuatu yg bermanfaat dst. Kata atau janji itu penting untuk mendidik diri Anda sendiri. Misalnya saat Anda merasa malas bergerak (olah raga) Anda akan ingat janji Anda: saya hrs bergerak agar sehat, saat Anda malas belajar Anda akan ingat janji Anda; saya tdk boleh malas agar berhasil. Saat Anda mau melakukan sesuatu yang bisa menyakiti orang lain Anda akan ingat janji Anda: saya tidak boleh menyakiti orang lain. Bila Anda terlanjur melanggar janji Anda, segeralah minta maaf pada diri Anda sendiri dan berjanji tidak akan mengulangi pelanggaran janji Anda lagi. Yakinkan ke diri Anda sendiri bhw pelanggaran thd janji hanya akan mendatangkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari. Bila Anda merasa berat, susah, atau tdk nyaman mengikuti janji Anda, katakan resikonya berat bila kau tdk melakukan ini. Kadang Anda perlu memotivasi diri dengan iming iming, misalnya setelah ini kamu boleh istirahat ya. Tapi ingat kata kata atau janji janji itu tdk boleh diketahui (atau disampaikan) kepada orang lain. Di hari hari pertama karantina covid19 saya merasa senang banyak di rumah seakan libur panjang bersama keluarga tapi kemudian timbul rasa bosan tdk ada variasi. Saya buat jadwal kegiatan harian dan sekarang terbiasa menikmati karantina ini. Olah raga tiap hari. Baca buku. Secara fisik memang terkungkung di rumah tapi secara social saya bisa terhubung dengan banyak orang (di berbagai wilayah, dalam negeri dan luar negeri spt Arab, Amerika, Inggris, Rusia, Jepang melalui baca buku, nonton video (banyak rekaman video para ustadz, streaming acara TV), baca dan update status WA dengan berbagai group, group telegram, Instagram, Facebook, Blog. Manusia dewasa hanya melakukan (menyampaikan) sesuatu yang diyakini bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain, dan menghindari sesuatu yang diyakini tidak bermanfaat (atau merugikan). Untuk itu setiap yang kita lakukan (sampaikan) harus kita fahami, kita sadari, kita kontrol sepenuhnya dengan penuh kesadaran sendiri (bukan ikut ikutan orang lain) (bukan berdasarkan rasa rasanya) apakah yang kita lakukan itu (++) wajib (harus) kita lakukan karena kita yakini sangat bermanfaat, atau (+) sunnah (sebaiknya) kita lakukan, atau (-) makruh (sebaiknya) tidak kita lakukan, atau (- -) haram (jangan) kita lakukan karena mudzarat (hanya mendatangkan penyesalan). Sesuatu yg umumnya atau rasa rasanya ……. belum tentu…. Ingat kita harus minum obat saat sakit walaupun pahit rasanya. Kadang kita iri pada orang yang sukses tapi tidak mau iri terhadap perjuangan yg telah dilakukan untuk mencapai sukses itu. Dosa, kesalahan, kekhilafan (apalagi yang sengaja) yang kita lakukan tidak akan pernah hilang tanpa bekas (tanpa akibat). (Imam Ibnu Al Jauzi) Orang yang suka dengan sengaja membuat fitnah, mengobarkan fitnah, mendukung fitnah menjauhkan dirinya dari keselamatan (Imam Ibnu Al Jauzi) Ibarat penumpang kapal (kehidupan) yang sedang berlayar di tengah samudra bergelombang besar yang menakutkan, tugas kita sesama penumpang adalah saling membantu, saling bekerja sama, saling menguatkan, saling memotivasi, saling bersahabat hingga saling mencintai, sambil terus berdoa bersama semoga badai segera berlalu Copas dari KH. Ahmad Maimun Ali: PEMBELAJARAN DARI NILAI SEEKOR BIAWAK Seorang santri sedang membersihkan kandang biawak milik kyainya. Ia takjub memandang biawak yang besar itu. Tanpa disadarnya, tiba-tiba sang kyai sudah berada di belakangnya.. “Kamu tahu berapa harga biawak itu?” tanya sang kyai. “Tidak tahu, kyai,” jawab si santri.. “Coba kau tawarkan pada tetangga sebelah itu ya,” perintah sang kyai. Segera ia mengambil gambar biawak itu dan menawarkannya ke tetangga sebelah. Tak lama kemudian, ia kembali menghadap sang kyai. “Ditawar berapa, nak?” tanya kyai. “50.000, kyai”, jawab si santri. “Coba kau tawarkan ke toko reptile!”. “Baik, kyai”. Sejurus kemudian, “Ditawar berapa, nak?”. “800.000, kyai”, jawab si santri dengan girang. Ia mengira sang kyai akan melepas biawaknya itu. “Sekarang coba kau tawarkan pada si fulan (ktai menyebut nama seseorang). Bawa ini sebagai bukti bahwa biawak itu sudah pernah ikut lomba”. “Baik Kyai”. Ia pun pergi menemui si fulan yang disebutkan oleh gurunya. Tak lama kemudian, ia kembali menghadap sang guru. “Berapa dia menawar biawak itu?”. “50 juta, kyai”. Si santri heran setelah mengetahui harga seekor biawak bisa berbeda-beda. “Nak, sebenarnya aku sedang memberimu pelajaran bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar bila kamu berada di lingkungan yang tepat. Oleh karena itu, jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah-marah karena tidak ada yang menghargaimu. Sebab, hanya orang yang mengetahui nilai kamulah yang akan selalu menghargaimu”. Potongan dari gwa كُلُّنَا اَشْخَاصٌ عَادِيٌّ فِي نَظْرِ مَنْ لاَ يَعْرِفُنَا Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita. وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ رَائِعُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَفْهَمُنَا Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita. وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مُمَيِّزُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يُحِبُّنَا Kita istimewa dalam pandangan orang-orang yang mencintai kita. وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مَغْرُوْرُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْسُدُنَا Kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang mendengki kita. وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ سَيِّئُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْقِدُ عَلَيْنَا Kita adalah orang-orang jahat di mata orang-orang yang iri pada kita. لِكُلِّ شَخْصٍ نَظْرَتُهُ، فَلاَ تُتْعِبْ نَفْسَكَ لِتَحْسُنَ عِنْدَ الآخَرِيْنَ Setiap orang memiliki pandangannya masing masing, maka tak usahlah bersusah payah untuk tampak baik di mata orang lain. يَكْفِيْكَ رِضَا اللّٰهُ عَنْكَ ، رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَك Cukup bagimu ridha Allah. Sebab, mencari ridha manusia adalah tujuan yang takkan pernah tercapai. وَرِضَا اللّٰهُ غَايَةٌ لاَ تُتْرَك ، فَاتْرُكْ مَا لاَ يُدْرَكْ ، وَاَدْرِكْ مَا لاَ يُتْرَكْ Sedang ridha Allah adalah tujuan yang tak boleh diabaikan. Maka tinggalkanlah apa yang tak mungkin dicapai, dan berusahalah untuk mencapai apa yang tak boleh diabaikan. (Alm) KH Hazim Muzadi (semoga Allah merahmati beliau): “Orang pinter (punya banyak ilmu) tidak jaminan menjadi orang yang bener”. Pinter itu di otak, bener itu di hati. Lebih mudah minter kan orang bener daripada benerkan orang (sudah terlanjur) pinter. Masya Allah patut kita renungkan. Untuk menciptakan kebaikan bersama kita semua harus berlomba melakukan yang terbaik dengan berbagi peran, bekerja sama, saling.membantu, saling mengingatkan bukan dengan bersaing apik apikan, apalagi saling menjatuhkan, merasa paling baik sendiri. Saking khusyuknya fokus beribadah sampai sampai menganggap tidak penting urusan dunia. Lalu kalau sholat di masjid apakah tdk penting urusan dunia ahli bangunan? Berceramah tdk perlu pakai sound system? Pergi ke Mekkah nggak perlu pesawat? Nggak perlu buat rumah yg nyaman untuk tempat beribadah? Untuk bisa membuat pondok apakah nggak perlu ahli manajemen pondok? Ahli bangunan, ahli sound system, ahli pesawat terbang, ahli manajemen tidak penting krn urusan dunia? Di Yutub, Ustadz Ahmad Zainuddin menggunakan satu hadits yg isinya melarang dan mengharamkan minuman keras, zina, dan alat musik untuk mengkritik dengan keras ustadz Adi Hidayat (UAH) yg membolehkan musik. Kelihatan sekali beda kelas dua ustadz itu. Jawaban cerdas UAH: Anda membaca hadits lepas dari konteksnya. Dalam konteks apa saat itu musik dilarang? Anda belum membaca hadits lain yg membolehkan musik. Ilmu Anda belum lengkap. Musik dilarang dan haram bila terkait dengan perbuatan yang melanggar larangan Allah seperti minuman keras dan zina. Lagian ada dalil yang mengatakan bhw hukum tidak melekat pada objek tapi melekat pada penggunaannya. Seperti pisau tdk punya hukum. Pisau menjadi haram di tangan penjahat karena bisa menjadi alat kejahatan (jangan salahkan pisaunya) tetapi menjadi wajib di tangan tukang masak krn menjadi alat masak. Di yutub lain Pendapat ini didukung oleh Cak Nun, yang kamu haramkan musik itu apanya? Alatnya, liricnya, iramanya, penyanyinya? Kalau ada orang mabuk krn musik ya jangan salahkan musiknya. Ditutupnya semua masjid karena covid19 sehingga umat Islam tdk bisa beribadah di masjid membuat umat Islam memindahkan masjid (tempat beribadah) itu ke rumah masing masing sehingga rumah rumah mrk menjadi masjid keluarga. Ibadah pada Allah tetap berjalan, upaya mencegah penyebaran covid19 sesuai instruksi pemerintah tetap tertaati. Ustadz Adi Hidayat bisa menyebutkan urutan sanad Nabi Muhammad sampai Nabi Ibrahim. Padahal tdk ada buku sejarah yg merekam itu selain.dari Qur’an. Kok bisa ya. Kok bisa ya Menurut Ibnu Atha’ illah al-Iskandari (Al Hikam 28) tampilan lahir (fisik) kita adalah cerminan dari keadaan batin kita. Hikmah ini dikuatkan oleh penelitian psycholog Amerika yg meneliti perbedaan tampilan wajah kelompok (experimental group) yang diminta membisikkan pada diri sendiri kata kata positive, optimis, percaya diri, aman dalam waktu satu bulan terus menerus dengan tampilan wajah kelompok (control group) yg diminta membisikkan pada diri sendiri kata kata negative, pessimis, jengkel, mengumpat terus menerus juga selama satu bulan. Terbukti hasilnya setelah satu bulan kelompok experimen berwajah ceria bahagia (bahkan tampak segar sehat) berbeda dengan kelompok control yang nampak capek, besengut, tidak happy, tidak sehat. Hikmah ini juga memperkuat teori Law of attraction, bhw bila yg kita fikirkan hal hal baik maka bagian dari alam raya yang baik baik akan tertarik (memfasilitasi) terjadinya hal hal baik yang kita fikirkan. Seorang Ulama menyampaikan agar jangan berpikiran negative (khawatir) krn itu bisa menjadi doa dan bisa terjadi PENELITI Psycholog Amerika meneliti perbedaan tampilan wajah kelompok (experimental group) yang diminta membisikkan pada diri sendiri kata kata positive, optimis, percaya diri, aman dalam waktu satu bulan terus menerus dengan tampilan wajah kelompok (control group) yg diminta membisikkan pada diri sendiri kata kata negative, pessimis, jengkel, mengumpat terus menerus juga selama satu bulan. Terbukti hasilnya setelah satu bulan kelompok experimen berwajah ceria bahagia (bahkan tampak segar sehat) berbeda dengan kelompok control yang nampak capek, besengut, tidak happy, tidak sehat. Para ustadz yg sebagian besar lulusan pesantren menyarankan agar orang tua mengirim anak anaknya ke pesantren agar dasar agama.mrk kuat. Benar sekali. Tapi saya berfikir bila anak anak muslim semua belajar ke pesantren, lalu semua menjadi ustadz, terus siapa yg harus berperan mengurus negara (politisi), kesehatan (dokter), teknologi (insinyur), information technology dlsb? Apakah kita serahkan saja semua itu kepada non muslim? Padahal tokoh tokoh Islam jam dulu banyak yg ahli berbagai bidang ilmu selain ilmu agama Islam. Siapa tahu bermanfaat Ini Penyebab Lansia Rentan Terinfeksi Covid-19 RRI 2020/04/21 19:05 Ikuti KBRN, Yogyakarta : Lansia termasuk kelompok yang rentan terhadap penularan virus corona (Covid-19), bersama dengan orang yang memiliki riwayat penyakit penyerta, dan perokok. Pakar Geriatri UGM, Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD., K-Ger., S.E., menjelaskan, *lansia rentan terhadap berbagai macam infeksi bakteri, virus maupun penyakit termasuk Covid-19.* *Penyebabnya, karena kapasitas fungsional organ-organ tubuh lansia mengalami penurunan akibat penuaan.* *“Lansia mengalami penurunan kapasitas fungsional hampir pada seluruh sistem tubuhnya, termasuk imunitasnya sehingga rentan terhadap infeksi apapun,* jelas ahli Geriatri itu, Selasa (21/4/2020). Ia mencontohkan beberapa fungsi tubuh yang menurun seiring pertambahan usia. Misalnya : *hilangnya kelenjar timus, kulit semakin menipis, kelenjar lendir berkurang dan fungsi organ-organ tubuh menurun.* Ditambah *nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi tidak tercukupi. Kondisi itu mengakibatkan kemampuan tubuh saat merespon tidak secepat dan seefektif ketika masih muda.* *Lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Kelompok ini perlu lebih waspada, terlebih yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti penyakit autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, dan jantung.* Selain itu, lansia dengan multipatologi atau mengidap sejumlah penyakit, jika tertular Covid-19, ia bakal mendapatkan komplikasi kesehatan yang cukup serius. *”Lansia yang paling rentan atau rapuh adalah lansia tua diatas 80 tahun, diikuti lansia sedang usia 70-80 tahun, dan terakhir lansia muda usia 60-70 tahun,”* tutur dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini. *Tips Jaga Lansia* Lalu bagaimana melindungi lansia dari kemungkinan infeksi virus corona? Probosuseno membagikan *sembilan langkah* yang dapat dilakukan agar lansia sehat dan bahagia. 1. *Salah satunya menjaga asupan nutrisi yang baik dan halal serta menjaga kebutuhan cairan dengan minum air hangat yang cukup tanpa harus menunggu haus.* “Jaga asupan nutrisi, makan sayur lodeh juga bagus krena mengandung zat-zat yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” ujar Probosuseno. 2. *Berikutnya, ia mendorong lansia untuk melakukan olahraga dengan intensitas ringan dengan durasi total 30 menit setiap hari. Olahraga tidak hanya bisa berpengaruh pada kesehatan fisik, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mental lanisa.* Contoh olahraga yang dapat dilakukan lansia seperti : *tepuk tangan keras-keras selama satu menit dan mengayunkan tangan ke atas dan ke bawah 100 kali saat pagi, siang, dan malam.* 3. *Lalu menghindari stres. Sebab stres dapat menurunkan imunitas tubuh, memacu adrenalin, meningkatkan tekanan darah dan gula darah.* Istirahat atau tidur yang cukup antara 4 sampai 9 jam setiap harinya. Sebab, saat tidur tubuh melakukan penggandaan sel darah putih dan sel lainnya yang sangat berperan dalam sistem kekebalan tubuh. 4. *Menjaga kebersihan lingkungan juga perlu dilakukan. Salah satunya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun atau alkohol 70% terutama saat akan mengusap mulut , mengucek mata, atau membersihkan lubang hidung.* 5. *Selain itu juga meningkatkan ketaqwaan keimanan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa ibadah, bersedekah, bersyukur, bersabar, dan berpuasa terbukti mampu meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh.* 6. *Tak kalah penting tetap beraktivitas di rumah seperti mengembangkan hobi.* 7. *Langkah lain adalah meninggalkan hal-hal yang tidak perlu. Tidak melakukan perjalanan atau bepergian apabila tidak ada kebutuhan mendesak. Pasalnya, seseorang akan lebih mudah terinfeksi virus saat berada di kerumunan.* “Jika tidak mendesak jangan keluar rumah. Misal : mau kontrol kesehatan bisa dengan telemedicine sebagai alternatif konsultasi dokter secara online,” imbau Probosuseno. 8. *Upaya lain yang dapat ditempuh dengan tetap melakukan kegiatan sosial. Namun ditengah situasi pandemi saat ini, Probosuseno menganjurkan untuk mengurangi interaksi sosial secara langsung.* 9. *Interaksi disarankan dilakukan secara virtual melalui chat, telepon, maupun video call.* “Dengan cara ini mereka akan tetap terhubung dengan keluarga dan lingkungan sehingga tidak merasa kesepian yang bisa mempengaruhi kesehatan mental dan fisiknya,” pungkas dokter Probosuseno. (Foto: Ant/Siswowidodo & Munarsih Sahana) Orang cerdas selalu berupaya memilah dan memilih mana yang benar dan baik untuk diikuti dan mana yg salah dan tidak baik untuk dihindari. Mari belajar meningkatkan kecerdasan kita melalui ibadah Romadhon. Puasa Romadhon adalah upaya pencerdasan mata (hati) agar bisa melihat lebih baik dan pencerdasan telinga (hati) agar bisa mendengar lebih baik karena kata Bimbo banyak orang punya mata tapi tak melihat dan punya telinga tapi tak mendengar. Hati yang mati itu ditandai dengan ketidak mampuannya melihat, menyadari, dan menyesali kesalahan yg dilakukan sendiri (Ibnu Atha’ illah al-Iskandari: Al Hikam 50)ReplyForward |