Caatan PKI

VIVA โ€“ Polemik kudeta PKI kembali hangat dan menjadi bahan perdebatan di tengah masyarakat. Terlepas dari pro-kontra yang terjadi saat ini, arsip yang membeberkan keterlibatan PKI dalam kudeta 1948 dan 1965 ternyata tersimpan lewat arsip-arsip sejarah di Beijing China.

Adalah Taomo Zhou, sejarawan dari Nanyang Technology University, Singapura, yang membeberkan catatan penting sejarah Kudeta PKI ini lewat penelitiannya yang juga telah dibukukan lewat ‘Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok dan Etnik Tionghoa 1945-1947’.

Dari penelitian disertasi yang salah satu sumber utamanya dari arsip yang tersimpan di pusat arsip Partai Komunis Tiongkok tersebut terungkap catatan menarik. Yang paling menyorot perhatian terungkapnya percakapan DN Aidit dengan Mao Zedong pada tanggal 5 Agustus 1965 silam.

Dalam percakapan itu, Aidit yang tengah berkunjung ke China menyampaikan rencananya kepada Mao Zedong yang saat itu menjabat Ketua Partai Komunis Tiongkok. Dalam arsip tersebut, Aidit mengaku menyampaikan rencananya untuk melakukan kudeta di Indonesia.

Lewat bukunya, Taomo Zhou juga menegaskan Aidit adalah aktor utama yang memang merancang gerakan kudeta G30S/PKI. Namun Taomo juga menegaskan bahwa pengaruh Beijing tidak signifikan dalam kudeta PKI di Indonesia. Mao bahkan dikabarkan terkejut saat mendengar gerakan tersebut akhirnya dilancarkan.

Catatan arsip ini tentu juga selaras dengan perkataan Fadli Zon dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) TvOne, Selasa malam, 29 September 2020. Dalam kesempatan itu, Fadli Zon menegaskan bahwa jelas PKI jelas dibalik pemberontakan PKI pada 1948 dan 1965.

“Ada dua kali PKI mau melakukan kudeta. Bagi saya jelas PKI itu mau melakukan kudeta pada tahun 1948 dan 1965. Nanti saya beberkan bukti-buktinya dengan jelas apalagi sudah Tap MPRS No 25 tahun 1966 dan undang-undang No 27 tahun 1999 yang jelas mengatakan bahwa PKI dibubarkan karena mau merobohkan Negara Republik Indonesia,”” kata Fadli Zon.

Dalam kesempatan itu, Fadli Zon membeberkan keterlibatan PKI dalam dua tragedi besar dalam sejarah Indonesia. Menurut Fadli, pada pemberontakan PKI pada 1948 tokoh sentralnya adalah Muso.

Fadli juga membantah klaim putri Presiden pertama Indonesia, Soekarno, yakni Sukmawati Soekarnoputri terkait ideologi PKI. Sukmawati sebelumnya mengatakan bahwa PKI juga mengakui ideologi Pancasila. Namun Fadli menegaskan ideologi PKI Marxisme-Leninisme berdasarkan dari buku Jalan Baru Indonesia karya Muso.Lihat artikel asli

SEBAGAI REFERENSI KELAM SEJARAH NKRI, SEMUA SOAL PKI HARUS KITA KETAHUI, AGAR KITA WASPADA DAN SIAP MENGHADAPI MEREKAOleh Pemerhati Sejarah
๐‹๐ž๐ค๐ซ๐š, ๐Ž๐ซ๐ ๐š๐ง ๐Š๐ž๐›๐ฎ๐๐š๐ฒ๐š๐š๐ง ๐๐Š๐ˆ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐’๐ฎ๐ค๐š ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐จ๐ฅ๐จ๐ค-๐จ๐ฅ๐จ๐ค ๐“๐ฎ๐ก๐š๐ง
๐˜๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ ๐˜™๐˜œ๐˜œ ๐˜๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜จ๐˜ช ๐˜—๐˜ข๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ญ๐˜ขโ€”๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜—๐˜’๐˜โ€”๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต ๐˜ต๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ค๐˜ข, ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ต๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข๐˜ญ. ๐˜š๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ค๐˜ข! 
๐—ช๐˜‚๐—ฑ๐—ต๐˜‚ ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—”๐—ถ๐—ฟ ๐—ž๐—ฒ๐—ป๐—ฐ๐—ถ๐—ป๐—ด
โ€œ๐‘Š๐‘–๐‘  ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž๐’‰ ๐‘š๐‘Ž๐‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘ข ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘ข, ๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘ข ๐‘ฆ๐‘œ ๐‘๐‘Ž๐‘ฆ๐‘ข. ๐‘๐‘’๐‘˜ ๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘ข, ๐‘ฆ๐‘œ, ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘ข๐‘ ๐‘‘๐‘–๐‘›๐‘–๐‘Ž๐‘ก๐‘– ๐‘ค๐‘ข๐‘‘๐’‰๐‘ข. ๐‘๐‘’๐‘˜ ๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘Ž๐‘›๐‘Ž ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ฆ๐‘ข ๐‘ฆ๐‘œ ๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘›๐‘”๐‘”๐‘œ ๐‘ข๐‘ฆ๐‘ข๐’‰๐‘˜๐‘ข. ๐ต๐‘Ž๐‘›๐‘ฆ๐‘ข ๐‘ข๐‘ฆ๐‘ข๐’‰๐‘˜๐‘ข ๐‘๐‘Ž๐‘‘๐’‰๐‘Ž ๐‘ ๐‘ข๐‘๐‘–๐‘›๐‘’ ๐‘˜๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘œ ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ฆ๐‘ข ๐‘ค๐‘ข๐‘‘๐’‰๐‘ข.โ€
Artinya,  โ€œ๐‘‡๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ข๐‘ ๐‘Ž๐’‰ ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘ ๐‘œ๐‘™๐‘’๐‘˜ ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘–๐‘˜-๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘–๐‘˜.๐‘‡๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘–๐‘˜ ๐‘—๐‘ข๐‘”๐‘Ž ๐‘Ž๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘™๐‘Ž๐‘˜๐‘ข. ๐พ๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘ข ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘™๐‘Ž๐‘˜๐‘ข ๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘ข๐‘๐‘– ๐‘š๐‘ข๐‘˜๐‘Ž ๐‘‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘› ๐‘›๐‘–๐‘Ž๐‘ก ๐‘ค๐‘ข๐‘‘๐’‰๐‘ข. ๐พ๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘ข ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘Ž๐‘–๐‘Ÿ ๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘Ž๐‘˜๐‘Ž๐‘– ๐‘Ž๐‘–๐‘Ÿ ๐‘˜๐‘’๐‘›๐‘๐‘–๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘ข. ๐ด๐‘–๐‘Ÿ ๐‘˜๐‘’๐‘›๐‘๐‘–๐‘›๐‘”๐‘˜๐‘ข ๐‘ ๐‘Ž๐‘š๐‘Ž ๐‘ ๐‘ข๐‘๐‘–๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘Ž๐‘› ๐‘Ž๐‘–๐‘Ÿ ๐‘ค๐‘ข๐‘‘๐’‰๐‘ขโ€.
Itulah salah satu penggalan dalam dialog ludruk dengan lakon Gusti Allah Mantu yang dipentaskan di Kediri, Jawa Timur, menjelang meletusnya peristiwa G30S PKI.
Dalam pentas ludruk lakon Gusti Allah Mboten Sare, misalnya, ada dialog seperti ini: โ€œ๐ฟ๐‘Ž, ๐‘๐‘–๐‘ฆ๐‘’, ๐บ๐‘ข๐‘ ๐‘ก๐‘– ๐ด๐‘™๐‘™๐‘Ž๐’‰ ๐‘ฆ๐‘œ ๐‘š๐‘๐‘œ๐‘ก๐‘’๐‘› ๐‘ ๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘’. ๐‘‚๐‘Ÿ๐‘Ž ๐‘‘๐‘ข๐‘ค๐‘’ ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐‘™๐‘Ž๐‘› ๐‘˜๐‘™๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž. ๐‘ƒ๐‘–๐‘ฆ๐‘’ ๐‘ก๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข๐‘’. ๐ฟ๐‘Ž, ๐‘”๐‘–๐‘š๐‘Ž๐‘›๐‘Ž, ๐บ๐‘ข๐‘  ๐ด๐‘™๐‘™๐‘Ž๐’‰ ๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘ข๐‘Ÿ. ๐บ๐‘Ž๐‘˜ ๐‘๐‘ข๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ก๐‘Ž๐‘™ ๐‘‘๐‘Ž๐‘› ๐‘ก๐‘–๐‘˜๐‘Ž๐‘Ÿ. ๐ต๐‘Ž๐‘”๐‘Ž๐‘–๐‘š๐‘Ž๐‘›๐‘Ž ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘ข๐‘Ÿ๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž?โ€
Lakon ludruk (Jawa Timur), ketoprak (Jawa Tengah), dan sandiwara (Jawa Barat) saat itu, ketika PKI sedang berada di atas angin karena mendapat โ€œdukunganโ€ elit politik dan oknum-oknum militer, memang narasinya aneh-aneh.
Ada lakon dengan judul Patine Gusti Allah, Gusti Allah Dadi Manten, Malaikat Kawin, dan lain-lain, yang membuat orang Islam marah.
Ludruk dengan lakon Patine Gusti Allah, yang sedang pentas di Jombang, misalnya, pernah membuat seorang anggota Banser marah besar. Panggungnya diobrak-abrik dan dihancurkan. Ludruk pun batal manggung.
Orang-orang Islam jelas marah. Tapi tak bisa berbuat banyak. Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), salah satu organisasi sayap PKI, saat itu sangat kuat dan merajalela. Lekra mengkoordinasi grup-grup ludruk, ketoprak, drama, dan sandiwara untuk mementaskan kesenian yang bernuansa paham PKI.
๐—Ÿ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ ๐—ž๐—ฒ๐—ฏ๐˜‚๐—ฑ๐—ฎ๐˜†๐—ฎ๐—ฎ๐—ป ๐—ฎ๐˜๐—ฎ๐˜‚ ๐—ฃ๐—ผ๐—น๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ?
Lekra yang berdiri 17 Agustus 1950 di Jakarta. Ia menjelma jadi organ kesenian dan kebudayaan PKI yang sangat radikal, ekspansionis, dan ekstrim. Sulit membayangkan ada sebuah lembaga kebudayaan yang demikian berkuasa di dunia seperti Lekra.
Kenapa? Karena Lekra hakikatnya bukan sekadar lembaga kebudayaan. Tapi lembaga politik provokatif yang berselimut kebudayaan.
Politisasi Lekra ini bentukan Nyoto dan Aidit, dua pimpinan puncak PKI. Bagi Nyoto dan Aiditโ€”setiap organ dalam PKI harus menjadi corong revolusi dan penyebaran ateisme-komunisme. Itulah sebabnya, semangat gerakan kebudayaan Lekra sama dengan semangat gerakan komunisme Stalin dan nazisme Hitler.
Ideologi Lekra pun โ€œdijejalkanโ€ ke mana-manaโ€”tak hanya ke gedung-gedung kesenian, tapi juga ke sekolah-sekolah, kampus-kampus, masjid-masjid, dan balai-balai desa.
Lagu mars PKI Genjer-Genjer misalnya, menjadi lagu wajib pada setiap upacara politik. Pentas ludruk juga penuh lakon dan adegan untuk menjejalkan paham ateisme.
Penyamaan kesucian air wudhu dengan air kencing pada lakon Gusti Allah Mantu tersebut di atasโ€”juga pembangunan patung palu arit setinggi 20 meter di halaman Masjid Agung Bojonegoroโ€”menunjukkan bagaimana massif dan ekstrimnya gerakan Lekra menghancurkan kesadaran relijius bangsa Indonesia.
Lekra meracuni anak-anak sekolah dengan pelajaran ateisme, mendiskreditkan ulama, menyerang sastrawan Muslim; dan membangun simbol-simbol PKI di masjid.
PKI, misalnya, dengan atraktif menginjak-injak al-Quran di Masjid Jamiโ€™ Kanigoro, Kediri. Ulama dan haji, misalnya, oleh Lekra disebut pengisap darah rakyat dan tuan tanah bengis yang harus disingkirkan.
๐—Ÿ๐—ฒ๐—ธ๐—ฟ๐—ฎ ๐—ง๐˜‚๐—ฑ๐˜‚๐—ต ๐—›๐—ฎ๐—บ๐—ธ๐—ฎ ๐—ฃ๐—น๐—ฎ๐—ด๐—ถ๐—ฎ๐˜
Sastrawan Hamka dituduh plagiat. Novel karya Hamka yang sangat popular Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (TKVW) dituduh sebagai karya plagiat oleh sastrawan Lekra, Abdullah Said Patmadji (ASP).
ASP menuduh novel TKVW mirip dengan Dumu el Hub (Air Mata Cinta), sebuah film adaptasi dari ovel karya Al-Manfaluthi. Di Koran Bintang Timurโ€”medianya PKIโ€”ASP menulis bahwa novel TKVW adakah karya plagiat Hamka.
Ini sangat memalukan sastrawan Indonesia. Tuduhan ASP tersebut kemudian disanggah oleh HB Jassin, kritikus sastra Indonesia. โ€œHamka tidak plagiat. Karya Hamka adalah ungkapan pribadi dan pengalamannya sendiri,โ€ tulis Jassin, paus sastra Indonesia itu.
Penyair Taufiq Ismail juga membela Hamka. Tuduhan ASP motifnya bukan sastra. Tapi politik, kata Taufiq Ismail.
๐—ง๐—ถ๐—ด๐—ฎ ๐—œ๐˜€๐˜‚ ๐—Ÿ๐—ฒ๐—ธ๐—ฟ๐—ฎ
Ada tiga isu penting yang ditonjolkan Lekra-PKI dalam mementaskan kesenian rakyatnya. Pertama, mengajak masyarakat untuk tidak mempercayai Tuhan. Kedua, mengajak masyarakat untuk menyita tanah-tanah yang dimiliki tuan tanah, kiai haji, dan yayasan milik Islam. Dan ketiga menghancurkan kredibilitas para sastrawan dan seniman Islam.
Dalam mengajak masyarakat untuk tidak mempercayai Tuhan, misalnya, Lekra mengkoordinasi pementasan ketoprak di Jateng dan DIY, serta ludruk di Jatim dengan lakon bertema โ€œateismeโ€ yang membuat orang-orang beragama meradang.
Lakon Patine Gusti Allah, misalnya, menjadi salah satu judul pementasan ludruk dan ketoprak paling favorit dan sering dipertontonkan di masyarakatโ€”meski sangat dibenci umat Islam.
Tak hanya itu. Para seniman Lekra juga mendatangi sekolah sekolah untuk menyebarkan paham ateisme PKI. Orang-orang Lekra yang jadi guru, juga aktif menanamkan pikiran ateis kepada murid-muridnya.
๐—–๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ ๐—š๐˜‚๐—ฟ๐˜‚ ๐—ฃ๐—ž๐—œ ๐—”๐—ท๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—”๐˜๐—ฒ๐˜€๐—ถ๐—บ๐—ฒ
Sebagai contoh, dalam sebuah pelajaran di SD, seorang guru minta kepada muridnya berdoa kepada Tuhan untuk minta permen.
โ€œ๐ด๐‘›๐‘Ž๐‘˜-๐‘Ž๐‘›๐‘Ž๐‘˜ ๐‘Ž๐‘ฆ๐‘œ ๐‘๐‘’๐‘—๐‘Ž๐‘š๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž ๐‘š๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘š๐‘’๐‘› ๐‘๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘‡๐‘ข๐’‰๐‘Ž๐‘›.โ€
โ€œ๐ต๐‘ข๐‘˜๐‘Ž ๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž ๐‘˜๐‘Ž๐‘™๐‘–๐‘Ž๐‘›, ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž?โ€
โ€œ๐‘‡๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐ต๐‘ข ๐บ๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ขโ€
โ€œ๐‘†๐‘’๐‘˜๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘๐‘œ๐‘๐‘Ž ๐‘ก๐‘ข๐‘ก๐‘ข๐‘ ๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž, ๐‘๐‘–๐‘™๐‘Ž๐‘›๐‘” โ€˜๐ต๐‘ข ๐บ๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข ๐‘š๐‘–๐‘›๐‘ก๐‘Ž ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘š๐‘’๐‘›โ€™โ€
Guru tersebut memasukkan permen ke tangan anak-anak yang menengadah.
โ€œ๐ต๐‘ข๐‘˜๐‘Ž ๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž ๐‘˜๐‘Ž๐‘™๐‘–๐‘Ž๐‘›, ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘›๐‘”๐‘”๐‘Ž๐‘˜ ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘š๐‘’๐‘›๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž?โ€
โ€œ๐ด๐‘‘๐‘Ž ๐ต๐‘ข ๐บ๐‘ข๐‘Ÿ๐‘ข.โ€
โ€œ๐ด๐‘Ÿ๐‘ก๐‘–๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž ๐‘Ž๐‘๐‘Ž?โ€
Anak-anak diam.
โ€œ๐ต๐‘’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘ก๐‘– ๐‘‡๐‘ข๐’‰๐‘Ž๐‘› ๐‘ก๐‘–๐‘‘๐‘Ž๐‘˜ ๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž,โ€  lanjut sang Guru.Begitulah cara PKI menanamkan nilai ateis pada anak-anak.
๐—ฅ๐—ฒ๐—ฎ๐—ธ๐˜€๐—ถ ๐—Ÿ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ ๐—ž๐—ฒ๐—ฏ๐˜‚๐—ฑ๐—ฎ๐˜†๐—ฎ๐—ฎ๐—ป ๐—œ๐˜€๐—น๐—ฎ๐—บ
Umat Islam tentu saja tidak diam terhadap kelakuan Lekra yang menjijikkan dunia seni tersebut. Nahdlatul Ulama (NU), misalnya, melalui Lesbumi (Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia) yang didirikan tahun 1950, meng-counter gerakan budaya PKI yang mempromosikan ideologi atheism) dengan membuat film-film religi yang bagus.
Sutradara film Usmar Ismail aktif membuat film dan drama di Lesbumi untuk mengimbangi kegiatan seni dan budaya dari Lekra.
Gerakan kesenian Lesbumi tersebut membuat PKI meradang. Film-film religi karya seniman Lesbumi diboikot pertunjukannya di gedung-gedung bioskop yang dikuasai PKI. Bahkan sineas pro-PKI yang menguasai gedung-gedung pertunjukan mengedit film-film karya seniman Lesbumi tadi hingga unsur-unsur relijiusnya hilang.
๐— ๐—ฎ๐—ป๐—ถ๐—ณ๐—ฒ๐˜€๐˜๐—ผ ๐—ž๐—ฒ๐—ฏ๐˜‚๐—ฑ๐—ฎ๐˜†๐—ฎ๐—ฎ๐—ป
Film berjudul Kawat Berduri dan Tauhid, misalnya, diboikot pertunjukannya oleh PKI. Tak hanya itu. Lekra juga mengecam penandatangan Manikebu (Manifesto Kebudayaan).
Manikebu adalah konsep kebudayaan nasional yang dibentuk para penyair dan pengarang, 27 Agustus 1963. Manikebu yang dicetuskan HB Jassin, Wiratmo Soekito, dan Trisno Soemardjo bertujuan untuk meng-counter dominasi ideologi seni-sastra realisme sosial yang dipaksakan Lekra.
Arief Budiman adalah โ€œanak mudaโ€ yang membuat draft counter Manikebu terhadap Lekra. Manikebu dan Lesbumi berkolaborasi untuk membendung ekspansi massif Lekra yang mendapat dukungan elit politik PKI.
Aliansi Manikebu dengan organisasi Islam dan militer, tulis Goenawan Mohamad, salah seorang aktivis Manikebu, adalah sebuah hal yang niscaya saat itu untuk menghadang hegemoni Lekra.
โ€œMungkin suatu kecenderungan yang normal untuk beraliansi di antara mereka yang dimusuhi atau memusuhi PKI,โ€ tulis Gunawan dalam artikelnya, Afair Manikebu 1963-1964.
M Habib Chirzin, tokoh Muhammadiyah dan angggota Komnas HAM (2002-2007) menyatakan, ekspansi Lekra yang massif kemudian mendapat counter dari organisasi-organisasi Islam.
Setelah NU membentuk Lesbumi, HMI mendirikan HSBI (Himpunan Seniman dan Budayawan Islam) dengan tokoh-tokohnya yang sangat terkenal seperti Chairul Umam dan Arifin C Noor.
Sementara Muhammadiyah membuat Ikatan Seniman Budayawan Muhammadiyah (ISBM). Para tokoh ISBM yang terkenal antara lain Mohamad Diponegoro, Azwar AN, dan Yunan Helmi Nasution.
Dalam memperingati ulang tahun HMI (lahir 5 Februari 1947) ke 17, tahun 1964, yang diselenggarakan di Yogyakarta, misalnya, HMI menyelenggarakan bakti sosial dan pertunjukan drama di Sukabumi dan Bandung.
Saat itu, Amidhan menjadi pimpinan rombongan tim HMI yang berjumlah sekitar 30 orang. Yang menarik, HSBI-HMI menampilkan drama berjudul Setan di depan peserta Seskoad (Sekolah Komando Angkatan Darat) di Bandung, disaksikan langsung Mayjen Sudirman, Komandan Seskoad saat itu.
Drama Setan karya Mohamad Diponegoro ini, mengisahkan Nabi Ibrahim (diperankan Samhari Baswedan, paman Anies Baswedan, Gubernur DKI) yang dibakar Raja Namrud, sedang digoda setan (diperankan Widiati, putri Pak Syaebani, tokoh Islam Yogya, istri Menpan Era SBY Taufik Efendi) agar imannya luntur. Dan Ibrahim berhasil menepis godaan setan itu.
Mungkin karena puas dengan pertunjukan drama itu, Mayjen Sudirman memberi โ€œsanguโ€ kepada tim drama HMI sebesar Rp 350.000. Jumlah yang besar sekali bila dikurskan dengan emas saat itu.
๐—ฃ๐—ฎ๐—ธ ๐—”๐—ฅ ๐—œ๐—ธ๐˜‚๐˜ ๐—›๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—Ÿ๐—ฒ๐—ธ๐—ฟ๐—ฎ
Sementara di Semarang, dai terkenal asal Yogya, Abdurrazaq Fachruddinโ€”kemudian terkenal dengan sebutan Pak ARโ€”yang saat itu bertugas sebagai Kepala Kantor Penerangan Agama Jawa Tengah (1959-1964), bersama Pangdam Diponegoro Mayjen Sarbini dan Jaksa Tinggi Bustanil Arifin membentuk Pengajian Padi.
Tujuannya untuk meng-counter agitasi PKI dan Lekra yang memprovokasi rakyat melalui ketoprak agar tidak mempercayai Tuhan. Dengan bantuan dana pengusaha kaya Semarang, Haji Sulhan, Pengajian Padi mampu mengcounter kampanye ateisme yang sering dipentaskan dalam pertunjukan ketoprak di Semarang dan sekitarnya.
PKI dan Lekra pun kesal. Akibatnya Pak AR, kata Abdullah Affandi, aktivis perlawanan rakyat terhadap PKI di Yogya, tercatat sebagai target pembunuhan.
Mengetahui itu, Pak AR pun ke mana-mana selalu dijaga oleh para pendekar silat dari Tapak Suci Muhammadiyah. โ€œTiap malam rumah Pak AR dijaga para pesilat Tapak Suci untuk mengantisipasi kedatangan penculik dari PKI,โ€ tutur Sukriyanto, putra Pak AR.
Atmosfir Indonesia semasa PKI berada di atas angin tahun 1955-anโ€”sejak Pemilu pertama di mana PKI menjadi kekuatan politik yang besar di parlemenโ€”sampai 1965 sangat mencekam.
๐—ฃ๐—ผ๐—น๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ ๐—›๐—ผ๐—ฎ๐˜… ๐—ฃ๐—ž๐—œ
PKI melalui organ-organnya: Pemuda Rakyat, Gerwani, CGMI (Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia), Lekra, BTI (Barisan Tani Indonesia), dan Koran Bintang Timur berusaha kuat mendominasi semua isu (sosial, politik, ekonomi, dan seni budaya) di Indonesia.
Bila perlu, PKI memaksakan kehendaknya dan menyebar isu-isu hoax untuk memenangkan gagasan-gagasannya di ranah publik dan parlemen.
Dari latar belakang itulah, kenapa kemudian rakyatโ€”khususnya umat Islamโ€”sangat marah kepada PKI pasca-G30S PKI. PKI yang memulai, maka PKI yang diakhiri. Seperti kata pepatah: Siapa yang menanam angin, maka dialah yang menuai badai.
Jadi, jangan salahkan umat Islam jika PKI hancur. Jangan bikin isu hoax bahwa PKI muncul akibat konflik elit militer. Dan jangan pula menyebar hoax bahwa kasus G30S adalah ciptaan Soeharto. Bukanโ€ฆ bukan itu!
PKI memang hendak menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Seperti Polpot yang membentuk Khmer Merah dan Kim Il Sung yang membentuk Korea Utara. Keduanya adalah rezim yang paling kejam di dunia. Mereka membantai rakyatnya yang tidak seidelogis dengan sangat-sangat kejam.
Haing Somnang Ngor, seorang dokter, dalam buku The Killing Fields, menceritakan bagaimana kejam dan bengisnya rezim komunis Polpot membunuh rakyat Khmer Merah yang nonkomunis.
Banyak ibu hamil yang dibelah perutnya; orang tua yang dibelah kepalanya; dan anak-anak yang dicincang seperti potongan kambing. Sungguh luar biasa kejamnya.
PKI itu sangat berbahaya. Tapi, sudah matikah mereka setelah ideologinya dilarang sejak 1966? โ€œJasmerah,โ€ kata Bung Karno. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
Ingat sejarah politik hoax yang diterapkan PKI masa lalu. Kita harus ingat sejarah. Ibarat pepatah dan kutipan lagu dangdut Rhoma Irama: PKI yang memulai, PKI yang mengakhiri.
๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฏ๐˜‚๐—ฟ ๐—”๐—ป๐—ด๐—ถ๐—ป ๐— ๐—ฒ๐—ป๐˜‚๐—ฎ๐—ถ ๐—•๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ถ
PKI memang harus berakhir karena ia telah merencanakan siasat untuk meng-komunis-kan Indonesia. Suatu hal yang mustahil terjadi di negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam ini.
Jadi, PKI itu telah menabur angin. Maka PKI-lah yang menuai badai. Umat Islam telah menjelma menjadi badai yang meluluhlantakkan PKI.
Betul, PKI luluh lantak. Yang mati akibat badai umat Islam itu mencapai jutaan orang.Wakilah, lima juta orang. Banyak sekali. Tapi, pinjam pernyataan Jenderal Abdul Haris Nasution, tokoh militer puncak yang selamat dari penculikan PKI: : โ€œ๐ต๐‘’๐‘›๐‘Ž๐‘Ÿ, ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž๐‘˜ ๐‘ ๐‘’๐‘˜๐‘Ž๐‘™๐‘– ๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘”-๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘ƒ๐พ๐ผ ๐‘ฆ๐‘Ž๐‘›๐‘” ๐‘—๐‘Ž๐‘‘๐‘– ๐‘˜๐‘œ๐‘Ÿ๐‘๐‘Ž๐‘› ๐‘ ๐‘’๐‘ก๐‘’๐‘™๐‘Ž๐’‰ ๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘ก๐‘Ž๐‘– ๐‘˜๐‘œ๐‘š๐‘ข๐‘›๐‘–๐‘  ๐‘–๐‘ก๐‘ข ๐‘‘๐‘–๐‘๐‘ข๐‘๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘˜๐‘Ž๐‘›. ๐‘‡๐‘Ž๐‘๐‘– ๐‘Ž๐‘˜๐‘Ž๐‘› ๐‘™๐‘’๐‘๐‘–๐’‰ ๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘ฆ๐‘Ž๐‘˜ ๐‘™๐‘Ž๐‘”๐‘– ๐‘˜๐‘œ๐‘Ÿ๐‘๐‘Ž๐‘› ๐‘๐‘Ž๐‘‘๐‘Ž ๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘˜๐‘ฆ๐‘Ž๐‘ก ๐ผ๐‘›๐‘‘๐‘œ๐‘›๐‘’๐‘ ๐‘–๐‘Ž ๐‘—๐‘–๐‘˜๐‘Ž ๐‘ƒ๐พ๐ผ ๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘˜๐‘ข๐‘Ž๐‘ ๐‘Ž!โ€
Dari perspektif inilah kita mengenang Arief Budiman. Ia salah seorang konseptor dan penandatangan Manikebu untuk melawan Lekra. Saat itu, Lekra sangat berkuasa. Dan, siapa pun tahu, keterlibatan Arief melawan Lekra sangat riskan dan membahayakan jiwanya. Tapi Arief tidak takut. Karena baginya: kebebasan, keadilan, dan kemanusiaan harus di atas segala-galanya
https://pwmu.co/152068/06/16/lekra-organ-kebudayaan-pki-yang-suka-mengolok-olok-tuhan/

Adnan Latief <a.adnanlatief@gmail.com>6:35 PM (2 hours ago)
to me

https://myfitriblog.wordpress.com/2018/08/26/untuk-seluruh-umat-islam-disampaikan-oleh-drs-h-marijanto-sastrodihardjo/
*UNTUK SELURUH UMAT ISLAM.*
*Disampaikan oleh : Drs. H. Marijanto Sastrodihardjo.*
*Khususnya Warga NU, ALLAHU AKBAR….. harus tau permainan POLITIK LICIK CHINA KOMUNIS.*
*Kami mengamati alur  Pergerakan GERILYA CHINA KOMUNIS Secara SISTEMATIK POLITIK.*
*Mari kita renungkan bersama PERINGATAN KERAS Untuk seluruh UMAT ISLAM, khususnya Warga NU dan Ummat Islam, jangan mau di liciki di permainkan di kibuli dan lain lain nya oleh CHINA KOMUNIS…!*
*Semua ini keinginan CHINA KOMUNIS yang sudah kontrak perjanjian dengan PDIP Megawati si Nenek tua itu.*
*Mungkin dengan dana MAHAR yang sangat besar untuk memperalat Ulama KH MA’RUF AMIN di jadikan cacing umpan pancingan untuk MAGNET penarik dukungan suara Ummat Islam untuk memenangkan Joko Widodo oleh partai PDIP.*
*Sudah sesuai sekenario dan yang di kehendaki, lalu untuk Jokowi dan Puan Maharani cuma di kibuli oleh China Komunis apalagi KH. MA’RUF AMIN menjadi ceritanya PDIP dan sekutunya PKB, P3, GOLKAR, NASDEM HANURA, PSI hanya di kibuli dijadikan alat untuk merebut kekuasaan oleh CHINA KOMUNIS.*
*Inilah kelicikan China Komunis yang sangat halus permainan nya di PDIP yang hanya di jadikan alat partai untuk meraih Kekuasaan saja oleh CHINA KOMUNIS. Ini dari Intelijen… Valid.*
*Jika CHINA KOMUNIS Sudah BERHASIL MENGUASAI NKRI sepenuhnya maka dengan pasti membuat kebijakan untuk menghabisi semua yang berlebel Ummat Islam dan Pribumi secara konstitusi.*
*Lalu UMMAT ISLAM di tindas dan Rakyat China akan di impor besar besar-an ke Negeri ini, serta Negeri ini dijadikan Negara Indo China. Yang merupakan bagian dari NEGARA CHINA RAYA yang di Cita-Citakan selama ini dan Indonesia hilang dari peta Sejarah.*
*WASPADALAH… WASPADALAH… BUKAN HOAX TETAPI TERENCANA SISTEMATIS DAN TERUKUR.*
*Mari kita Sadarkan UMAT ISLAM… seluruh Indonesia ini yang tidak tau dan tidak mau tau POLITIK LICIK CHINA KOMUNIS…tsb*
*Janganlah kita dan anak cucu kita menjadi sasaran korban Politik China Komunis…!*
*SHARE Ke berbagai PENJURU INDONESIA…sebagai JIHAD FII SABILILLAH, MEMBELA AGAMA DAN NKRI.* 
*Agar UMAT ISLAM sadar… JANGAN JADI KORBAN POLITIK !*
*Dan tidak Mudah di tipu dan tertipu dengan Kelicikan CHINA KOMUNIS…yang bermain di balik layar yang mengendalikan Permainan CATUR POLITIK tsb melalui PARTAI PDIP dan Sekutu nya untuk menjajah dan menguasai NKRI.*
*Secara KONSTITUSI Sungguh Halus dan Licik Permainan CATUR POLITIK CHINA KOMUNIS.*
*Kami : MUJAHID MUSLIM SEJATI, berpesan….:*
*”Mari kita wujudkan Ukhuwah Islamiyah, wujudkan PUID (Persatuan Umat Islam seluruh Dunia), atau WMA (World Moslem Association).*
*SHARE and SHARE.. jangan berhenti di HP anda !!!*

Gontor โ€“ PKI โ€“ Hizbullah
โ€œPondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati,โ€ inilah yel-yel yang diteriakkan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun pada tahun 1948.
Sejak 18 September 1948, Muso memproklamirkan negara Soviet Indonesia di Madiun. Otomatis, Magetan, Ponorogo, Pacitan menjadi sasaran berikutnya. Kyai di Pondok Takeran Magetan sudah dihabisi oleh PKI. Sekitar 168 orang tewas dikubur hidup-hidup. Kemudian PKI geser ke Ponorogo. Dengan sasaran Pondok Modern Darussalam Gontor.KH. Imam Zarkasyi (Pak Zar) dan KH Ahmad Sahal (Pak Sahal) dibantu kakak tertua beliau berdua, KH Rahmat Soekarto (yang saat itu menjabat sebagai Lurah desa Gontor), pun berembug bagaimana menyelamatkan para santri dan Pondok. 
โ€œWis Pak Sahal, penjenengan ae sing Budhal ngungsi karo santri. PKI kuwi sing dingerteni Kyai Gontor yo panjengan. Aku tak jogo Pondok wae, ora-ora lek dkenali PKI aku iki. (Sudah Pak Sahal, Anda saja yang berangkat mengungsi dengan para santri. Yang diketahui Kyai Gontor itu ya Anda. Biar saya yang menjaga Pesantren, tidak akan dikenali saya ini,โ€ kata Pak Zar. 
Pak Sahal pun menjawab: โ€œOra, dudu aku sing kudu ngungsi. Tapi kowe Zar, kowe isih enom, ilmu-mu luwih akeh, bakale pondok iki mbutuhne kowe timbangane aku. Aku wis tuwo, wis tak ladenani PKI kuwi. Ayo Zar, njajal awak mendahno lek matiโ€œ.
(Tidak, bukan saya yang harus mengungsi, tapi kamu Zar. Kamu lebih muda, ilmumu lebih banyak, pesantren ini lebih membutuhkan kamu daripada saya. Saya sudah tua, biar saya hadapi PKI-PKI itu. Ayo Zar, mencoba badan, walau sampai matiโ€.
Akhirnya, diputuskanlah bahwa beliau berdua pergi mengungsi dengan para santri. Penjagaan pesantren di berikan kepada KH Rahmat Soekarto.Berangkatlah rombongan pondok Gontor kearah timur menuju Gua Kusumo, saat ini dikenal dengan Gua Sahal di Trenggalek. Mereka menempuh jalur utara melewati gunung Bayangkaki. Pak Sahal pun berujar,โ€œLabuh bondo, labuh bahu, labuh pikir, lek perlu sakyawane pisanโ€ (Korban harta, korban tenaga, korban pikiran, jika perlu nyawa sekalian akan aku berikanโ€.
Sehari setelah santri-santri mengungsi, akhirnya para PKI betul-betul datang. Mereka langsung bertindak ganas dengan menggeledah seluruh pondok Gontor.
Tepat pukul 15.00 WIB, PKI mulai menyerang pondok. Senjata ditembakkan. Mereka sengaja memancing dan menunggu reaksi orang-orang di dalam pondok. Setelah tak ada reaksi, mereka berkesimpulan bahwa pondok Gontor sudah dijadikan markas tentara.
Pukul 17.00 WIB, mereka akhirnya menyerbu ke dalam pondok dari arah timur, kemudian disusul rombongan dari arah utara. Tak lama kemudian datang lagi rombongan penyerang dari arah barat. Jumlah waktu itu ditaksir sekitar 400 orang.
Dengan mengendarai kuda pimpinan tentara PKI berhenti didepan rumah pendopo lurah KH. Rahmat Soekarto. Mengetahui kedatangan tamu, lurah Rahmat menyambut tamunya dengan ramah, serta menanyakan maksud dan tujuan mereka.
Tanpa turun dari kuda, pimpinan PKI ini langsung mencecar lurah Rahmat. Kemudian mereka meninggalkan rumah lurah Rahmat, nekat masuk tempat tinggal santri, lalu berteriak-teriak mencari kyai Gontor. โ€œEndi kyai-ne, endi kyai-ne? Kon ngadepi PKI kene โ€ฆโ€ (Mana Kyainya, mana kyainya? Suruh menghadapi PKI siniโ€ฆ).
Karena tak ada sahutan, mereka pun mulai merusak pesantren. Gubuk-gubuk asrama santri yang terbuat dari gedeg bambu dirusak. Buku-buku santri dibakar habis. Peci, baju-baju santri yang tidak terbawa, mereka bawa ke pelataran asrama. Mereka menginjak-injak dan membakar sarana peribadatan, berbagai kitab dan buku-buku. Termasuk beberapa kitab suci Al-Qurโ€™an mereka injak dan bakar.Akhirnya, PKI pun kembali kerumah lurah Rahmat, lalu berusaha masuk ke rumah untuk membunuh KH. Rahmat Soekarto. Mereka sambil teriak โ€œEndi lurahe? Gelem melu PKI po ra? Lek ra gelem, dibeleh sisan neng keneโ€ฆ!โ€ (Mana lurahnya? Mau ikut PKI apa tidak? Kalau tidak mau masuk anggota PKI, kita sembelih sekalian di sini).
Namun, tak berapa lama sebelum mereka bisa masuk kerumah lurah Rahmat. Datanglah laskar Hizbullah dan pasukan Siliwangi. Pasukan itu dipimpin KH. Yusuf Hasyim, (putra bungsu KH. Hasyim Asyโ€™ari). Pasukan PKI itu akhirnya lari tunggang langgang, karena serbuan itu. Membiarkan Pondok Modern Darussalam Gontor dalam keadaan porak poranda.
Semoga sejarah ini menjadi pengingat dan pelajaran berharga untuk perjuangan mempertahankan Islam, Pesantren, Bangsa dan Negara.
Ditulis oleh:Ahmad Ghozali FadliPelayan Pesantren Alam Bumi Al-Qurโ€™an, Wonosalam, JombangWasekjen Forum Muballigh Alumni (FMA) Gontor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *