17 April 2020
Levels of significance
Setiap pilihan tindakan pasti ada risiko salahnya (level of significance), tidak ada tindakan yang kita jamin tanpa risiko (0%). Namun pilihan tindakan ditentukan oleh perkiraan kemungkinan risiko yang yang paling kecil. Saat pandemi sekarang ini ‘stay home’ tidak menjamin resiko terjangkit wabah itu 0%, bisa saja wabah menjangkiti orang yang sudah taat ‘stay home’ tetapi yang jelas resiko ‘stay home’ itu lebih kecil daripada resiko pergi ke kerumunan.
Dalam penelitian yang meneliti perbedaan rata rata nilai antara dua kelompok (D) dan diprediksi kelompok A memiliki nilai rerata lebih tinggi dibanding nilai rerata kelomok B, tinggal dihitung saja dengan SPSS berapa % level of significance (resiko salahnya) D itu. Kalau level of significance D itu misalnya 5% dan resiko 5% itu dianggap tidak terlalu besar, maka D itu dianggap significant dan disimpulkan prediksi (bahwa kelompok A memiliki nilai rerata lebih tinggi dibanding nilai rerata kelompok B) terbukti benar atau didukung oleh temuan penelitian (supported). Tetapi kalau level of significance untuk D 5% itu dianggap terlalu besar, maka D itu dianggap tidak significant sehingga harus diabaikan atau dianggap tidak ada perbedaan dan disimpulkan prediksi (bahwa kelompok A memiliki nilai rerata lebih tinggi dibanding nilai rerata kelompok B) tidak terbukti benar atau tidak didukung oleh temuan penelitian (not supported)
Dalam penelitian yang meneliti korelasi (r) antara dua set scores (misalnya antara nilai membaca dan nilai menuis) dan diprediksi r itu significant, tinggal dihitung saja dengan SPSS berapa % level of significance (resiko salahnya) r itu. Kalau level of significance r itu misalnya 5% dan resiko 5% itu dianggap tidak terlalu besar, maka r itu dianggap significant dan disimpulkan prediksi (bahwa r itu significant) terbukti benar atau didukung oleh temuan penelitian (supported). Tetapi kalau level of significance untuk r 5% itu dianggap terlalu besar, maka r itu dianggap tidak significant sehingga harus diabaikan atau dianggap tidak ada r sehingga prediksi (bahwa r nya signifiat) tidak terbukti benar atau tidak didukung oleh temuan penelitian (not supported)
kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak kita inginkan (anxiety) itu dibutuhkan untuk memotivasi kita melakukan upaya agar yang kita khawatirkan tidak terjadi. Saat mau ujian sekolah siswa harus memiliki kekhawatiran tidak lulus (anxiety) sehingga dia berusaha belajar keras agar tidak gagal. Namun tingkat kekhawatiran kemungkinan tidak lulus itu tidak boleh berlebihan sehingga menjadi ketakutan sehingga dia malah tidak bisa belajar. Orang beragama, saat beribadah harus memiliki kekhawatiran kemungkinan ibadahnya tidak diterima (anxiety) sehingga dia berusaha beribadah lebih baik. Tetapi kekhawatiran kemungkinan ibadahnya tidak diterima ini tidak boleh berlebihan sehingga malah membuat dia frustasi tidak beribadah. Terhadap bahaya menularnya covid19 kita harus memiliki kekhawatiran kemungkinan akan terjangkiti, karena perasaan inilah yang membuat kita berupaya berhati hati. Tetapi kekhawatiran terhadap kemungkinan terjangkiti covid19 ini tidak boleh berlebihan sehingga menjadi ketakutan, karena ketakutan itu justru bisa membuat kita sakit sebelum terjangkit. Kekhawatiran kemungkinan terjadinya bahaya itu biasanya diungkapkan dalam %. Semakin besar kekhawatiran (bila kita beraktifias di tempat kerumunan) semakin tidak berani kita beraktifitas di tempat kerumunan. Berapa % kah tingkat kekhawatiran Anda di saat pandemi covid19 ini untuk beraktifitas di tempat kerumunan?
itu dalam dunia ilmiah disebut level of significance (rasa cemas terhadap kemungkinan terjangkit covid19)yang berbanding terbalik dengan level of confidence (rasa yakin tidak terjangkit covid19). Biasanya diungkapkan dalam jumlah %, misalnya bila level of significannya 5%, maka level of confidence nya 95%. Berapa % kah level of signicance (kemungkinan terjangkit covid19) yang Anda miliki untuk berani pergi ke kerumunan? Orang yang berani pergi ke kerumunan itu meyakini level of significance cukup kecil sehingga bahaya itu bisa diabaikan, sebaliknya orang yang tidak berani pergi ke kerumunan itu meyakini risiko terjangkitnya wabah itu (level of significance) terlalu besar untuk diabaikan.